Tidak terasa telah satu tahun cetya Sukhavati Prajna berdiri dan aktif dalam kegiataan Dharma Buddha. Pada hari ini kami semua umat cetya Sukhavati Prajna merayakan hari ulang tahun bersamaan dengan ulang tahun Mahaguru yang ke-67.
Persiapan acara begitu mendadak, aku sama sekali tidak menyangka kalau antusias dan partisipasi umat begitu besar. Acara ulang tahun cetya berjalan dengan semarak dan semua terlihat begitu berbahagia.
Kami semua saling bekerjasama dalam acara itu, beberapa hari setelah menjalankan api homa Dewi Matzu di Vihara Puncak. Guruku memberi petunjuk untuk memberikan penghargaan kepada para umat yang telah banyak membantu dalam pendirian, peran aktif dan dukungan yang telah diberikan kepada cetya Sukhavati Prajna, sebagai tanda ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka semua.
Guruku mengatakan, dengan adanya dukungan dan partisipasi para umat, segala kegiatan cetya bisa berjalan dengan baik dan lancar. Dengan terburu-buru aku mempersiapkan petunjuk guruku, aku sangat bersyukur karena ada beberapa umat yang bisa membantuku menyelesaikan tugas ini.
Segala dokumentasi, promosi dan pencetakan buku Dharma banyak dibantu oleh mereka. Kami semua berkumpul penuh dengan rasa kekeluargaan, sampai banyak orang tidak menyangka kalau perkembangan cetya Sukhavati Prajna bisa secepat ini, dan banyak umat yang berkenan membantu. Terlihat begitu sempurna, semua seperti dipertemukan oleh Buddha-Bodhisattva.
Pada hari ulang tahun cetya itu, piagam penghargaan diberikan kepada mereka. Sesuai dengan dukungan yang telah mereka berikan masing-masing. Semoga dengan diberikannya penghargaan itu, bisa membuat mereka semakin termotivasi untuk terus menjalankan Dharma mereka. Dan terus berusaha membina diri dengan baik. Agar segala cita-cita luhur mereka bisa terwujud dan bisa memberikan kebahagiaan bagi semua makhluk.
Hari ini pula, keinginan Se Mien Fo untuk memasang altarnya di cetya Sukhavati Prajna, sepertinya akan segera terwujud. Rumah yang berada di seberang cetya sudah akan menjadi milik cetya, dan tanpa diduga juga ada orang yang menyumbangkan rupang Se Mien Fo dengan ukuran sesuai dengan keadaan cetya saat ini.
Beberapa kali aku mendapatkan keajaiban yang sepertinya telah diatur para Dewa, dengan sendirinya rupang-rupang yang dibutuhkan cetya bisa ada orang yang menyumbangkannya, kadang beberapa lama setelah Dewa yang bersangkutan meminta untuk dipasang rupangnya, beberapa hari kemudian bisa ada orang yang mengantar rupang tersebut. Itu adalah salah satu kemudahan yang aku dapatkan dalam menjalankan Dharma ini.
Tapi ada satu Dewa yang meminta agar aku menyiapkan altarnya, tapi karena Dewa tersebut bertolak belakang dengan Dharma Buddha yang aku jalankan saat ini, dengan hormat aku menolak permintaannya.
Walaupun Dewa tersebut menjanjikan kesenangan duniawi dan mau menunggu sampai aku berubah pikiran, aku tetap meneguhkan hatiku untuk tidak mengikuti permintaannya. Walaupun aku sedang menjalankan Dharma Buddha yang universal dan tidak membeda-bedakan kepercayaan apapun, tapi aku tetap berusaha untuk hanya menginjak satu perahu Dharma dalam menyusuri lautan samsara ini, demi mencapai pantai seberang, bernaung di pulau yang benar.
Guruku dan para Buddha-Bodhisattva sudah meminta agar aku berkenan melepaskan keduniawianku, agar aku bisa lebih banyak berkonsentrasi pada pembinaan diri, berkonsentrasi pada perkembangan cetya.
Tapi karena masih banyaknya tanggung jawab yang harus aku lakukan di kehidupan ini, aku memohon para Buddha-Bodhisattva berkenan menungguku beberapa saat, sampai aku siap melepaskan semuanya. Dan pada saat itu, aku akan mencurahkan hati dan pikiranku sepenuhnya untuk jalan Bodhisattva. Semoga segala harapan bisa terwujud dan semoga segalanya bisa berjalan dengan lancar.
Persiapan acara begitu mendadak, aku sama sekali tidak menyangka kalau antusias dan partisipasi umat begitu besar. Acara ulang tahun cetya berjalan dengan semarak dan semua terlihat begitu berbahagia.
Kami semua saling bekerjasama dalam acara itu, beberapa hari setelah menjalankan api homa Dewi Matzu di Vihara Puncak. Guruku memberi petunjuk untuk memberikan penghargaan kepada para umat yang telah banyak membantu dalam pendirian, peran aktif dan dukungan yang telah diberikan kepada cetya Sukhavati Prajna, sebagai tanda ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka semua.
Guruku mengatakan, dengan adanya dukungan dan partisipasi para umat, segala kegiatan cetya bisa berjalan dengan baik dan lancar. Dengan terburu-buru aku mempersiapkan petunjuk guruku, aku sangat bersyukur karena ada beberapa umat yang bisa membantuku menyelesaikan tugas ini.
Segala dokumentasi, promosi dan pencetakan buku Dharma banyak dibantu oleh mereka. Kami semua berkumpul penuh dengan rasa kekeluargaan, sampai banyak orang tidak menyangka kalau perkembangan cetya Sukhavati Prajna bisa secepat ini, dan banyak umat yang berkenan membantu. Terlihat begitu sempurna, semua seperti dipertemukan oleh Buddha-Bodhisattva.
Pada hari ulang tahun cetya itu, piagam penghargaan diberikan kepada mereka. Sesuai dengan dukungan yang telah mereka berikan masing-masing. Semoga dengan diberikannya penghargaan itu, bisa membuat mereka semakin termotivasi untuk terus menjalankan Dharma mereka. Dan terus berusaha membina diri dengan baik. Agar segala cita-cita luhur mereka bisa terwujud dan bisa memberikan kebahagiaan bagi semua makhluk.
Hari ini pula, keinginan Se Mien Fo untuk memasang altarnya di cetya Sukhavati Prajna, sepertinya akan segera terwujud. Rumah yang berada di seberang cetya sudah akan menjadi milik cetya, dan tanpa diduga juga ada orang yang menyumbangkan rupang Se Mien Fo dengan ukuran sesuai dengan keadaan cetya saat ini.
Beberapa kali aku mendapatkan keajaiban yang sepertinya telah diatur para Dewa, dengan sendirinya rupang-rupang yang dibutuhkan cetya bisa ada orang yang menyumbangkannya, kadang beberapa lama setelah Dewa yang bersangkutan meminta untuk dipasang rupangnya, beberapa hari kemudian bisa ada orang yang mengantar rupang tersebut. Itu adalah salah satu kemudahan yang aku dapatkan dalam menjalankan Dharma ini.
Tapi ada satu Dewa yang meminta agar aku menyiapkan altarnya, tapi karena Dewa tersebut bertolak belakang dengan Dharma Buddha yang aku jalankan saat ini, dengan hormat aku menolak permintaannya.
Walaupun Dewa tersebut menjanjikan kesenangan duniawi dan mau menunggu sampai aku berubah pikiran, aku tetap meneguhkan hatiku untuk tidak mengikuti permintaannya. Walaupun aku sedang menjalankan Dharma Buddha yang universal dan tidak membeda-bedakan kepercayaan apapun, tapi aku tetap berusaha untuk hanya menginjak satu perahu Dharma dalam menyusuri lautan samsara ini, demi mencapai pantai seberang, bernaung di pulau yang benar.
Guruku dan para Buddha-Bodhisattva sudah meminta agar aku berkenan melepaskan keduniawianku, agar aku bisa lebih banyak berkonsentrasi pada pembinaan diri, berkonsentrasi pada perkembangan cetya.
Tapi karena masih banyaknya tanggung jawab yang harus aku lakukan di kehidupan ini, aku memohon para Buddha-Bodhisattva berkenan menungguku beberapa saat, sampai aku siap melepaskan semuanya. Dan pada saat itu, aku akan mencurahkan hati dan pikiranku sepenuhnya untuk jalan Bodhisattva. Semoga segala harapan bisa terwujud dan semoga segalanya bisa berjalan dengan lancar.