Amanat Perjalanan Astral
Pendahuluan
Di siang hari. Saat itu aku sedang berada di sebuah mall di daerah Kebon
Jeruk Jakarta, menemani anak-anakku bermain. Tiba-tiba Guru Sejatiku datang
memberi petunjuk, kalau ada yang ingin bertemu denganku. Sebenarnya sudah
beberapa hari yang lalu Guru Sejatiku memberitahukan hal itu, tapi karena
kesibukanku belakangan ini sejak cetya Sukhavati Prajna berdiri, aku hampir
saja tidak memperhatikan petunjukNya.
Sampai di siang hari itu, dengan cepatnya aku merasakan perubahan roh yang menuntunku agar duduk bermeditasi. Tapi karena saat itu aku sedang tidak berada di rumah tapi sedang berada di dalam mall, aku bingung harus bermeditasi di mana.
Memang sudah sejak lama aku tidak terikat lagi dengan tempat / lokasi jika ingin bermeditasi, tapi situasi saat itu sangatlah tidak memungkinkan, aku tidak mungkin mengerakkan rohku disana, karena pasti akan mengundang perhatian banyak orang, mereka pasti akan menganggap aku aneh dan gila. Aku tidak mungkin duduk di tengah-tengah keramaian orang di mall tersebut.
Aku mencoba mencari lokasi yang baik, tapi tidak juga kutemukan, sehingga aku terpaksa masuk ke salah satu toilet di mall tersebut. Aku tahu apa yang kulakukan tidaklah sopan, aku meminta maaf dalam hati kepada Guru Sejatiku dan juga kepada para Dewa yang ingin bertemu denganku itu. Aku menutup dudukan toilet dan duduk bersila disana, karena perubahan aura yang kurasakan tidak hilang walaupun aku telah masuk ke dalam toilet, maka aku tetap mencoba untuk bermeditasi. Setelah beberapa lama ada pergerakan roh, aku masuk ke dalam samadhi.
Dari kejauhan di atas langit, aku melihat kedatangan seekor Naga emas dan Burung Hong emas, dua binatang langit itu meluncur dengan sangat cepat, aku bertanya-tanya siapakah gerangan yang akan datang menemuiku, lalu ada seseorang yang berjalan turun.
Dari perwujudannya seperti Kaisar, dia mengenakan Jubah Naga berwarna kuning keemasan, memakai topi bercadar, di samping kanannya berdiri Permaisuri, ada 2 orang Dayang yang cantik, yang satu mendorong Kursi Naga kedepan dan yang satu lagi memegang kipas bertongkat panjang, wujud seperti Kaisar itu duduk dikursi Naga, dan berkata; “Desi, Aku Kaisar Langit“ ternyata Dia adalah Kaisar Langit, aku segera menghormat padaNya.
“Kaisar Langit, terimalah hormat hamba. Hamba mohon maaf, karena saat ini hamba sedang berada di dalam toilet, maafkan ketidaksopanan hamba.”
“Tidak apa-apa, para Buddha-Bodhisattva dan Dewa bisa menemuimu dimana saja kau berada, karena Mereka semua tidak terikat oleh tempat lagi, sama sepertimu. Jika ada petunjuk penting yang akan disampaikan, maka dimanapun kau berada akan tetap bisa mendapatkannya.“
“Terima kasih Kaisar Langit bisa mengerti. Ada apakah Kaisar Langit datang sendiri menemui hamba ?”
“Desi, Aku datang untuk memberikan penghargaan kepadamu atas kenaikan tingkatmu dalam pembinaan diri, sekaligus hendak memberikan amanat khusus kepadamu.”
“Penghargaan dan Amanat apa yang hendak Kaisar Langit berikan kepada hamba ?”
“Aku memberimu penghargaan berupa Stempel Kaisar Langit dan memberikan Amanat kepadamu untuk melakukan Perjalanan Astral ke Alam Binatang. Dengan Stempel Kaisar Langit itu kau akan dengan mudah pergi ke alam lain dan tidak ada yang bisa menghalangi.”
“Untuk apa hamba melakukan Perjalanan Astral ke Alam Binatang ?”
“Agar kau bisa mengetahui bahwa ada begitu banyak alam di penjuru alam semesta ini, dan dengan kau pergi ke alam binatang, kau akan bisa memberikan petunjuk dan gambaran kepada umat manusia mengenai kehidupan alam binatang dan sebab akibat terlahir di alam binatang “.
Kemudian Kaisar Langit menyerahkan satu buah Stempel padaku, bentuknya sangat unik, sepertinya terbuat dari batu giok, dan pegangannya berbentuk Naga. Aku menerima penghargaan itu dengan hormat. Setelah itu Kaisar Langit naik kembali kelangit, dan aku terharu akan hal ini.
Saat mendapatkan anugrah Stempel Kaisar Langit dan mendapatkan Amanat melakukan Perjalanan Astral ke Alam Binatang, aku tidak tahu bagaimana caranya aku bisa pergi ke alam itu, dan aku lupa menanyakannya pada Kaisar Langit.
Apa dengan hanya memegang Stempel itu aku bisa masuk sendiri ke alam binatang melalui mimpi ?, ataukah melihat binatang dulu baru bisa ke alam mereka?, ataukah dengan terbukanya cakra mahkotaku dan rohku keluar pergi kesana?.
Aku agak bingung dengan petunjuk ini, sebenarnya sama bingungnya kala setiap kali mendapatkan ajaran, petunjuk dan amanat dari langit. Mungkin karena pada awalnya aku tidak mengenal ajaran Buddha dan tidak mengenal adanya Dewa-Dewa, tapi selama ini petunjuk dan ajaran yang diberikan kepadaku, semuanya menuju arah yang baik.
Guru-Guru dari angkasa yang membimbingku semuanya memberikan banyak pengetahuan mengenai Tao, jalan Bodhisattva dan ajaran Buddha. Sejak dibimbing Guru Sejatiku, Dewi Seribu Tangan Seribu Mata, banyak sekali perubahan yang terjadi padaku. Semuanya kearah yang baik.
Beliau membimbingku setiap hari dengan penuh welas asih. Sampai saat ini walau cetya Sukhavati Prajna telah berdiri, Beliau masih membimbing dan menjagaku. Beliau mengajarkan kepadaku, supaya aku bisa selalu menjaga hati dan pikiranku. Agar jangan sampai timbul kekotoran batin dalam diriku, jika ada kekotoran batin dalam diriku sedikit saja, hal itu akan membuat aku tidak bisa merasakan keberadaan Guru Sejatiku.
Beliau juga mengajarkan agar aku tetap selalu tenang dalam menghadapi segala hal, selalu rendah hati dan belajar untuk menumbuhkan sifat welas asih.
Agar tugas dan misi yang aku jalankan, bisa berjalan dengan baik dan tidak tercampur oleh niat dan perbuatan yang tidak baik, yang timbul dari hati dan pikiranku. Karena itu, aku menyerahkan saja semuanya kepada Guru Sejatiku dan kepada para Dewa, biarlah Mereka yang mengaturnya, karena aku ingin semua berjalan secara alami saja.
Dan tidak berusaha mengejar apapun di dunia ini, selain berusaha menjalani hidup dan membina diri dengan baik. Dan hasil dari membina diri itu telah membuatku mendapatkan Anugrah Stempel Kaisar Langit dan Amanat melakukan Perjalanan Astral ke Alam Binatang.
Di alam binatang itu aku sepertinya sedang ditunggu di sana, pada awal kepergian ke alam binatang. Langit bergemuruh panjang, seiring dengan itu ada perubahan roh dalam diriku, dengan sendirinya menuntunku untuk duduk bermeditasi, masuk kedalam samadhi dan pergi ke alam binatang tersebut.
Pengalaman menjalankan Amanat ini, sungguh amat sukar aku bayangkan. Semuanya berjalan secara spontan/dengan sendirinya, aku tidak mengharapkan pergi ke alam binatang, tapi aku bisa pergi kesana dengan sendirinya.
Biasanya saat aku melihat binatang apapun di dunia ini, aku hanya memandang mereka sebagai binatang saja, aku tidak pernah memikirkan sedikitpun kenapa ada binatang yang beraneka macam, bagaimana hidup binatang, apa lagi mengenai sebab akibat terlahir di alam binatang. Yang kutahu saat itu adalah, banyak dari mereka yang memang dipotong dan dimakan. Adanya rantai makanan yang kupelajari dari pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), hanya mengetahui kodrat mereka di makan manusia dan tidak bisa melihat mereka secara ajaran Buddha. Mungkin karena dulu aku tidak memperdulikan yang ada disekitarku, sehingga tidak mengetahui lebih dalam mengenai mereka.
Setelah pergi ke alam binatang dan mengetahui dunia mereka, aku baru tahu kalau mereka terlahir disebabkan oleh adanya karma buruk yang mereka lakukan, baik mereka manusia ataupun Dewa.
Tapi yang paling membuat aku terkejut, saat aku mengetahui kalau mereka yang terlahir di alam bintang, tidak semua karena berbuat kesalahan. Tapi ada juga yang rela mengorbankan diri mereka terlahir di alam binatang, dengan tujuan mencapai tingkat Bodhisattva.
Aku menuliskan buku Perjalanan Astral ke Alam Binatang ini, berharap bisa membuat kewelasasihanku tumbuh dan berkembang, dapat lebih menghargai makhluk hidup yang lain. Dan berharap pula agar umat manusia menyadari segala kesalahannya, mulai memperbaiki diri dan lebih menghargai hidup ini.
Menjalani hidup dengan baik, menghindari diri dari perbuatan jahat dan berbuat banyak kebajikan. Agar kelak bisa terlahir di alam yang lebih baik dan tidak terlahir di alam binatang.
“Penderitaan tidak pernah usai,
Terus berputar searah jarum jam
Kadang cepat kadang lambat
Sulit untuk dihentikan
Apakah selamanya Tersesat
Dan tak tahu jalan kembali ??? “