Halaman

NEGERI CAPUNG



Dalam meditasi, aku melihat beberapa ekor capung terbang berputar-putar. Salah satu capung mengantarku kesuatu tempat. Ternyata aku telah pergi ke alamnya.


Capung itu mempunyai sayap berwarna kuning keemasan. Sesampai di alam itu aku melihat seperti taman yang banyak pepohonan dan terlihat nyaman, capung itu berbicara padaku;


“Desi, aku Capung bersayap emas”

“Kau mengenalku?”

“Ya,”

“Bagaimana bisa mengenalku?”


“Desi, Kaisar Langit yang telah memberitahu melalui pesuruhnya, Kaisar Langit menyuruhnya ke alam kami dan memberitahukan kalau akan ada orang yang bernama Desi, yang akan mengunjungi alam kami, karena dia sedang menjalankan Amanat dari Kaisar Langit melakukan Perjalanan Astral ke berbagai alam.”


“Oh begitu ya, memangnya Negeri Capung ada berapa?”

“Ada 4. Negeri Capung bersayap hitam, Negeri Capung bersayap hijau, Negeri Capung bersayap putih dan Negeri Capung bersayap emas.” 


“Aneh sekali. Kenapa berbeda-beda?”

“Ini membedakan dari mana alam kami sebenarnya. 

Capung sayap emas dari alam Kaisar Langit, 

Capung sayap putih dari alam Tushita, 

Capung sayap hitam dari alam Dewa Bawah 

dan Capung sayap hijau dari alam Dewa Tao. 




Sebelumnya kami adalah Dewa-Dewi kecil dari 4 alam itu. Karena kami telah berbuat kesalahan mencuri harta benda Kaisar Langit, kami dihukum menjadi capung.”



“Apakah Capung dan Kupu-kupu asalnya sama?” 

“Tidak. Kupu-kupu berasal dari siluman yang berbuat kebajikan, 

sedangkan Capung berasal dari alam Dewa yang berbuat kesalahan, tapi kami sama-sama pembawa kabar.  



Karena itu jika para Dewa berkenan pada suatu tempat, maka kami akan lebih dulu datang ketempat tersebut untuk memberi kabar dan ikut bersuka ria di tempat itu.” 


“Begitu ... “


“Desi, aku ingin agar kau bisa menceritakan mengenai alam ini kepada umat manusia, agar mereka bisa mengetahui bahwa, walaupun menjadi Dewa sekalipun, bisa tumimbal lahir menjadi binatang jika berbuat kesalahan. 


Karena itu manusia harus bisa melatih diri untuk menjadi Bodhisattva atau Buddha dan tidak hanya ingin menjadi Dewa, karena dengan menjadi Buddha atau Bodhisattva barulah bisa mendapatkan keabadian.”



“Ya, aku akan menceritakan semua ini.”


Lalu rohku tertarik keluar dari alam capung itu seiring dengan selesainya perbincanganku dengan capung sayap emas itu.


Aku terharu dengan pengalamanku ke alam capung ini, menjadi Dewa tidak bahagia seperti kelihatannya, karena mereka masih bertumimbal lahir.


Melatih diri hendaknya bertujuan mensucikan hati dan pikiran untuk mencapai keBuddhaan kelak, agar bisa terlepas dari penderitaan hidup di 6 alam samsara.



Filsafat :

Pagi begitu indah bak hamparan sawah menguning
Siang begitu cerah bak luasnya samudera
Malam begitu tenang bak suara angin yang lembut
Semua adalah fatamorgana, tak bisa menyerap kebesaran alam
sama saja seperti menelam hampa.



Ajaran Buddha :

Biarpun begitu banyak kekayaan di dunia ini,
sampai tak pernah habis untuk dikuras dan dinikmati
tapi tak selamanya bisa dirasakan inti dari seluruh alam
hanya menikmati sisi luar yang palsu
tak bisa menikmati sisi dalam yang asli
Hanya mereka yang mengerti arti hidup dan alam semesta ini
yang bisa menikmati segala yang ada dengan lebih puas dan tenang.