Suatu hari, cetya kedatangan seorang anak laki-laki berusia sekitar 15 tahun, anak itu berasal dari luar kota. Saat dia turun dari mobil aku prihatin melihat keadaannya, tubuhnya kurus dan lemah, sekujur tubuhnya penuh dengan nanah yang mengering, tidak ada lagi kulit tubuhnya yang bebas dari nanah kering itu.
Saat itu juga dia dalam keadaan demam dan tidak bernafsu makan, badannya terlihat bungkuk tidak bertenaga. Aku sempat kaget melihat dirinya, baru kali ini aku kedatangan tamu yang seperti itu, mungkin orang akan merasa geli dan takut dekat dan bersentuhan dengannya, takut tertular penyakitnya itu.
Tapi entah kenapa aku seperti ada kekuatan untuk tegar menghadapinya, aku memberkatinya dan biasa saja memegang tubuhnya. Saat aku menopangkan telapak tanganku ke atas kepalanya, aku merasakan ada energi yang terserap ke tanganku, dengan segera aku bervisualisasi hawa negatif keluar dari cakra mahkota, aku bisa menduga ini pasti aku telah menyerap karma buruknya.
Karena diberkati itulah, dia agak bersemangat dan mau makan, aku memberinya hu pelindung dan menyuruhnya membaca Mantera. Walaupun anak itu tidak bersekolah, tapi terlihat pintar dan dia bisa membaca Mantera yang aku tunjukan dengan baik.
Setelah aku melihat penyebab dia seperti itu, aku baru mengetahui kalau dia punya karma buruk yang sangat berat.
Pada kehidupan sebelumnya dia suka menangkap, membunuh dan memakan ular. Karena itu pada kehidupan sekarang karma buruknya berbuah.
Orang tuanya mengatakan kalau waktu dia dilahirkan, keadaannya normal seperti bayi pada umumnya, tapi saat dia berusia satu bulan mulai muncul seperti biang keringat, tapi sudah diobati tidak kunjung sembuh malah semakin parah, dan setiap akan timbul nanah di sekujur badannya dia akan mengalami demam. Dia tidak bisa makan daging, jika sedikit saja dia makan daging maka nanah akan bertambah lagi.
Aku menyarankan agar sering datang ke cetya untuk mendapatkan pemberkatan, agar karmanya pelan-pelan terkikis, awalnya para umat kaget dan takut melihat anak itu, tapi setelah aku memberitahu bahwa penyakitnya itu karena karma dan tidak menular barulah para umat bisa menerimanya. Dan dia bisa bermain dengan anak-anak lain di cetya.
Anak itu rajin datang ke cetya, hampir seminggu 2 kali, sambil terus membaca Mantera dan berbuat kebajikan, akhirnya nanah-nanah di tubuhnya itu mulai berkurang, tubuhnya yang lemah dan kurus telah sehat dan bersemangat.
Biasanya sekujur tubuhnya tidak ada kulit yang selamat dari nanah, tapi setelah perlahan karmanya terkikis, tubuhnya sudah mulai bersih, bahkan badannya sudah tidak timbul nanah lagi, serta wajahnya sudah bersih pula.
Setelah dia mengalami kemajuan itu, dia kembali ke rumahnya di luar kota, dan aku tetap berpesan kepadanya untuk tetap rajin membaca Mantera dan berbuat kebajikan, semoga saja dia tetap menjalankan petunjuk yang diberikan dan karma buruknya bisa terkikis perlahan-lahan, sehingga di kehidupan sekarang dia bisa menjalaninya dengan baik dan bahagia.
Saat itu juga dia dalam keadaan demam dan tidak bernafsu makan, badannya terlihat bungkuk tidak bertenaga. Aku sempat kaget melihat dirinya, baru kali ini aku kedatangan tamu yang seperti itu, mungkin orang akan merasa geli dan takut dekat dan bersentuhan dengannya, takut tertular penyakitnya itu.
Tapi entah kenapa aku seperti ada kekuatan untuk tegar menghadapinya, aku memberkatinya dan biasa saja memegang tubuhnya. Saat aku menopangkan telapak tanganku ke atas kepalanya, aku merasakan ada energi yang terserap ke tanganku, dengan segera aku bervisualisasi hawa negatif keluar dari cakra mahkota, aku bisa menduga ini pasti aku telah menyerap karma buruknya.
Karena diberkati itulah, dia agak bersemangat dan mau makan, aku memberinya hu pelindung dan menyuruhnya membaca Mantera. Walaupun anak itu tidak bersekolah, tapi terlihat pintar dan dia bisa membaca Mantera yang aku tunjukan dengan baik.
Setelah aku melihat penyebab dia seperti itu, aku baru mengetahui kalau dia punya karma buruk yang sangat berat.
Pada kehidupan sebelumnya dia suka menangkap, membunuh dan memakan ular. Karena itu pada kehidupan sekarang karma buruknya berbuah.
Orang tuanya mengatakan kalau waktu dia dilahirkan, keadaannya normal seperti bayi pada umumnya, tapi saat dia berusia satu bulan mulai muncul seperti biang keringat, tapi sudah diobati tidak kunjung sembuh malah semakin parah, dan setiap akan timbul nanah di sekujur badannya dia akan mengalami demam. Dia tidak bisa makan daging, jika sedikit saja dia makan daging maka nanah akan bertambah lagi.
Aku menyarankan agar sering datang ke cetya untuk mendapatkan pemberkatan, agar karmanya pelan-pelan terkikis, awalnya para umat kaget dan takut melihat anak itu, tapi setelah aku memberitahu bahwa penyakitnya itu karena karma dan tidak menular barulah para umat bisa menerimanya. Dan dia bisa bermain dengan anak-anak lain di cetya.
Anak itu rajin datang ke cetya, hampir seminggu 2 kali, sambil terus membaca Mantera dan berbuat kebajikan, akhirnya nanah-nanah di tubuhnya itu mulai berkurang, tubuhnya yang lemah dan kurus telah sehat dan bersemangat.
Biasanya sekujur tubuhnya tidak ada kulit yang selamat dari nanah, tapi setelah perlahan karmanya terkikis, tubuhnya sudah mulai bersih, bahkan badannya sudah tidak timbul nanah lagi, serta wajahnya sudah bersih pula.
Setelah dia mengalami kemajuan itu, dia kembali ke rumahnya di luar kota, dan aku tetap berpesan kepadanya untuk tetap rajin membaca Mantera dan berbuat kebajikan, semoga saja dia tetap menjalankan petunjuk yang diberikan dan karma buruknya bisa terkikis perlahan-lahan, sehingga di kehidupan sekarang dia bisa menjalaninya dengan baik dan bahagia.