Akhirnya Shadana Raja Naga jadi juga diselenggarakan di cetya Sukhavati Prajna, dengan membaca Sutra Raja Naga selama 7 hari berturut-turut, 1 hari Api Homa dan 1 hari mempersembahkan Ratnakalasa ke dalam laut.
Saat akan menyelenggarakan Shadana ini aku khawatir, apakah para umat akan bisa mengikutinya, karena disamping harus bershadana 9 hari berturut-turut dan juga biaya yang harus dikeluarkan juga tidak murah.
Aku mengira pasti hanya sekitar 20-30 umat saja yang akan ikut. Raja Naga mengatakan agar aku tidak usah khawatir, karena semua akan berjalan dengan baik, dan para umat akan bisa mengikutinya. Benar saja, saat pendaftaran yang dibuka secara mendadak dan ditutup dengan mendadak pula, ternyata antusiasme para umat mengikuti Shadana Raja Naga ini amat besar, 168 Ratnakalasa habis dan ada 60 lebih umat yang ikut menyeberang laut untuk mempersembahkan Ratnakalasa.
Aku sungguh tidak menduga hal ini. Ternyata kekhawatiranku tidak beralasan, Raja Naga lebih mengetahui apa yang akan terjadi, jadi beliau meminta aku untuk tidak usah khawatir. Shadana Raja Naga perdana ini terwujud dan terlaksana dengan sempurna.
Di hari pertama Shadana Raja Naga, aku hanya melihat kehadiran Raja Naga, di hari kedua Shadana aura begitu kuat kurasakan, sampai-sampai Genta yang kupakai untuk memberkati putus, tubuhku gemetar karena kekuatan aura ini. Ternyata saat itu, Raja Naga ingin berpesan kepadaku, Raja Naga berkata :
“Desi, aku ingin kau melakukan sesuatu.”
“Apakah itu ?”
“Disini ada putraku, dia adalah Pangeran Naga Laut Barat, orang itu bermarga Chen, namanya adalah ......... Chen.”
“Oh ya, apa yang bisa saya lakukan.“
“Aku ingin agar rupangku yang ada di altar yang saat ini sedang digunakan sebagai Adinata, nantinya bisa diberikan kepadanya setelah Shadana selesai, juga Sutraku. Aku ingin memberkatinya secara khusus, setelah selesai Shadana hari ini, wakili aku untuk memberkatinya.”
“Baiklah Raja Naga.“
Aku terkesima mendengar petunjuk Raja Naga ini, tapi ini adalah amanat. Di akhir shadana aku menjalankan petunjuk yang diberikan oleh Raja Naga Laut Barat.
Keesokan harinya, pukul 1 siang hujan turun perlahan seiring dengan itu tubuhku ada perubahan, aku segera duduk bermeditasi, setelah pergerakan roh sebentar dan melihat perwujudan seekor Naga yang sedang melesat kesana kemari di langit. Kemudian beberapa saat rohku keluar dari tubuh, melesat naik ke langit, dil angit ada beberapa ekor Naga, aku menghampiri Naga yang terlihat agak besar dan berwarna merah. Lalu Naga tersebut berkata :
“Desi, aku Raja Naga Laut Barat, aku datang memanggilmu.”
“Terimalah hormat saya Raja Naga.”
“Tidak perlu sungkan, hari ini aku akan mengajakmu ke Istana Naga Laut, tempat kediamanku.”
“Apa saya diperkenankan untuk ke Istana Naga Laut ?”
“Tentu saja. Kau telah menjalankan petunjukku dengan baik, dengan menuntun umat cetya untuk bershadana kepadaku.”
“Tapi apakah permohonan para umat akan dikabulkan ?”
“Ya, tentu. Naiklah ke punggungku, aku akan mengajakmu ke tempatku.”
Aku segera duduk di punggung Raja Naga Laut berwarna merah itu, lalu kami melesat cepat. Dari atas langit aku melihat lautan yang luas, saat di satu sisi laut Raja Naga berkata :
“Desi, kita sudah sampai, aku akan membawamu turun ke dalam laut.”
“Baiklah Raja Naga”.
Karena aku sudah bisa menembus medan apapun, aku yakin dan tidak gentar untuk mengikutinya, kami masuk ke dalam laut ke dasar yang paling dalam. Sampai di kedalaman tertentu aku merasa alam mulai berubah, ada 2 penjaga memegang tombak, tubuhnya seperti binatang laut, tapi saat kami hendak melewatinya, mereka dengan cepat membuka jalan.
Kami menyusuri jalan laut itu, aku melihat beberapa binatang laut, ada udang, ikan, kerang dan lain-lain. Dan akhirnya kami tiba di bagian depan istana Raja Naga, Raja Naga mengajakku masuk. Aku melihat singgasana berbentuk Naga dan ada dayang-dayang di sisinya, wujudnya juga seperti hewan laut.
Lalu dari dalam muncul Permaisuri Naga, tubuh seperti manusia tapi kepalanya Naga, aku memberi hormat padanya. Lalu Raja Naga membawaku ke belakang ruangan di istananya. Aku melihat ada tumpukan buku-buku yang bercahaya terang, banyak sekali, Raja Naga berkata :
“Desi, ini adalah tempat Sutra-sutra Buddha.”
“Oh, benar-benar ada Sutra Buddha di Istana Raja Naga ?”
“Ya, kami amat mengagungkan Sutra Buddha. Aku adalah Raja Naga yang tertua, kami ada 4 bersaudara di alam laut. Aku yang pertama Raja Naga Laut Barat berwarna merah, yang kedua Raja Naga Laut Selatan berwarna kuning, yang ketiga Raja Naga Laut Utara berwarna biru dan yang keempat Raja Naga Laut Timur berwarna hijau. Karena itu Sutra Buddha hanya ada di tempatku.”
“Oh begitu ya.”
Aku terkesima melihat pemandangan ini dan mendengar perkataannya.
“Ayo ikut aku, aku akan membawamu ke suatu tempat.”
Lalu Raja Naga berjalan keluar dari istana, aku mengikutinya. Sampai diluar istana ada pengawalnya yang membawakan 2 ekor kuda laut, Raja Naga menaiki kuda laut itu, lucu sekali, dan yang lebih lucu aku juga menaiki kuda laut juga. Bukankah pada dunia nyata kuda laut itu kecil sebesar jari tangan, kenapa aku bisa menaikinya, apa masuk kelaut aku telah berubah menjadi kecil ???
Kami berjalan entah kemana, sampai di suatu tempat Raja Naga turun, lalu ada penjaga yang membuka ruangan yang kami datangi, di saat melihat isi ruangan itu aku lebih termangu lagi, aku melihat banyak botol-botol yang biasanya dipersembahkan pada Raja Naga, bentuknya juga sama, aneh sekali. Aku bertanya pada Raja Naga :
“Raja Naga, ini botol-botol yang dipersembahkan ke laut bukan ?”
“Betul, botol-botol ini adalah persembahan yang diberikan manusia.”
“Ternyata botol-botol itu benar diterima oleh Raja Naga ?”
“Ya, jika ada rakyatku yang sakit, maka akan diberikan obat dalam botol ini, obat-obat itu bisa menyembuhkan segala penyakit kami,”
“Oh begitu.”
“Desi, ayo ikut aku, aku akan membawamu ke suatu tempat lagi.”
Raja Naga berjalan lagi ke luar tempat itu dan kami kembali menunggangi kuda laut pergi ke suatu tempat. Sesampainya di tempat itu, Raja Naga Laut turun dan membuka ruang yang dijaga prajuritnya.
Aku kaget setengah mati karena isi didalam ruangan itu adalah harta yang sangat banyak, ada intan permata, berlian, emas, mutiara dan lain-lain. Aku berpikir apakah ini sungguhan ??
“Raja Naga, ini harta karun ?”
“Ha.. ha.., ini harta Raja Naga.”
“Banyak sekali apa umat yang memohon rejeki padamu bisa mendapatkannya dari sini ?”
“Ya, hartaku ini akan bermanifestasi sesuai permohonan mereka.”
“Semua permohonan umat bisa dikabulkan ?”
“Desi, hanya jika mereka tulus hati, dan jika pemimpin shadana mempunyai ikatan batin denganku maka ritual yang dipimpinnya akan membuat permohonan para umat bisa dikabulkan.
Jika pemimpin ritual itu tidak punya ikatan batin denganku, maka permohonan akan sia-sia dan tidak sampai kepadaku.”
“Raja Naga, boleh hamba bertanya ?”
“Katakanlah.”
“Ada beberapa umat yang tidak mengerti mengenai jati dirinya, apakah Raja Naga mengetahuinya.”
“Aku tahu, umat yang satu roh asalnya adalah dakini di alam ucchussma juga dekat denganku, karena itu saat dia mengetahui sifat asalnya, dia juga berjodoh denganku.”
“Apakah ada kesalahan yang dilakukannya ?”
“Tidak, dia turun ke dunia untuk mencapai kenaikan tingkat dan dia punya hati yang baik.”
“Lalu bagaimana dengan umat yang satu lagi, benarkah dia pernah menjadi anak Raja Naga Laut Timur.”
“Benar, dia adalah Pangeran Naga. Karena sifat manja dan nakalnya telah membuat manusia menderita, sehingga dia diturunkan menjadi manusia, sebelumnya dia adalah dakini hijau.”
“Terima kasih atas petunjuk Raja Naga, saya sudah mengerti.”
“Desi, terima kasih karena telah membantu menyambungkan kembali antara aku dengan putraku, sesungguhnya namanya adalah Long Hung Shi, dia anakku yang penurut, tapi karena sakit, akhirnya dia mati dan terlahir menjadi manusia.”
“Hamba hanya menjalankan sesuai petunjuk saja.”
“Desi, aku akan mengantarmu kembali.”
Raja Naga kembali ke wujud Naganya yang berwarna merah. Lalu aku kembali naik ke punggung Raja Naga melesat keluar dari laut dan naik ke langit. Aku berpamitan padanya dan memohon agar Raja Naga berkenan membantuku dalam keduniawian, agar aku bisa melepaskan usaha dengan tenang dan bisa berkonsentrasi dalam pembinaan diri. Aku sempat bertanya pada Raja Naga :
“Raja Naga, apakah sudah banyak orang yang bisa ke Istana Raja Naga ?”
“Desi, kau adalah orang ke empat yang datang ke Istana Raja Naga selain Chi Thien Tha Sen. Sebelumnya ada Buddha Sakyamuni, lalu Nagarjuna, Mahaguru Lu Sheng Yen dan kau.”
“Apakah tidak ada orang lain lagi ?”
“Ada beberapa orang, tapi baru setengah perjalanan mereka sudah ketakutan dan mengundurkan diri.”
“Oh begitu.”
Itulah perjalanan pertamaku ke Istana Raja Naga, amat berkesan dan telah banyak menjawab pertanyaan dalam hatiku.
Di hari ke-7 Shadana Raja Naga, kekuatan alam semesta yang kurasakan hari demi hari semakin kuat, para Naga berkeliling di angkasa, saat meditasi dengan sendirinya rohku keluar dari tubuh, aku melihat ada tangga yang terbuka, aku mengira tangga itu akan turun ke laut dan mungkin akan ke istana Raja Naga Laut lagi, tapi tangga itu bukan menuju kebawah melainkan naik ke atas, aku menaiki tangga itu yang sepertinya memang disediakan untukku.
Sesampainya diatas, aku melihat Buddha Amithaba, Dewi Kwan Im, Mahastamaprapta Bodhisattva dan Raja Naga Laut Barat. Aku menghaturkan hormat kepada mereka semua. Buddha Amithaba berkata :
“Desi, aku memanggilmu kesini untuk memberikanmu gelar.”
“Memberikan saya gelar, tapi gelar untuk apa Buddha Amithaba, bukankah gelar hamba sudah terlihat panjang, apa harus diberikan gelar lagi ?”
“Desi, kau telah menjalankan petunjuk yang diberikan dengan menjalankan Shadana Raja Naga di cetya, karena itu Raja Naga Laut Barat meminta kepadaku untuk menjadikanmu keluarga Naga dan memberikanmu Marga Lung, mulai hari ini kau adalah keluarga Naga yang bernama “Lung Yang Shi” dan semua umat cetya adalah keluarga Naga.”
“Terima kasih Buddha Amithaba.”
Aku terharu mendapatkan berkah ini.
“Jalanilah Dharmamu dengan baik dan tetaplah teguh.”
Lalu Raja Naga menghampiriku dan berkata :
“Desi, kau telah menjadi keluarga Naga, aku memberikan tongkat Naga ini kepadamu sebagai tanda hubungan dan ikatan batin kita.”
“Terima kasih Raja Naga.”
Lalu Raja Naga berkata lagi :
“Kembalilah, para umat sudah menunggumu.”
Aku segera kembali ke cetya dan keluar dari meditasi, para umat terheran-heran melihatku, karena ini pertama kalinya dalam ritual aku lama keluar dari meditasi dan tertunduk dalam seperti itu.
Saat akan menyelenggarakan Shadana ini aku khawatir, apakah para umat akan bisa mengikutinya, karena disamping harus bershadana 9 hari berturut-turut dan juga biaya yang harus dikeluarkan juga tidak murah.
Aku mengira pasti hanya sekitar 20-30 umat saja yang akan ikut. Raja Naga mengatakan agar aku tidak usah khawatir, karena semua akan berjalan dengan baik, dan para umat akan bisa mengikutinya. Benar saja, saat pendaftaran yang dibuka secara mendadak dan ditutup dengan mendadak pula, ternyata antusiasme para umat mengikuti Shadana Raja Naga ini amat besar, 168 Ratnakalasa habis dan ada 60 lebih umat yang ikut menyeberang laut untuk mempersembahkan Ratnakalasa.
Aku sungguh tidak menduga hal ini. Ternyata kekhawatiranku tidak beralasan, Raja Naga lebih mengetahui apa yang akan terjadi, jadi beliau meminta aku untuk tidak usah khawatir. Shadana Raja Naga perdana ini terwujud dan terlaksana dengan sempurna.
Di hari pertama Shadana Raja Naga, aku hanya melihat kehadiran Raja Naga, di hari kedua Shadana aura begitu kuat kurasakan, sampai-sampai Genta yang kupakai untuk memberkati putus, tubuhku gemetar karena kekuatan aura ini. Ternyata saat itu, Raja Naga ingin berpesan kepadaku, Raja Naga berkata :
“Desi, aku ingin kau melakukan sesuatu.”
“Apakah itu ?”
“Disini ada putraku, dia adalah Pangeran Naga Laut Barat, orang itu bermarga Chen, namanya adalah ......... Chen.”
“Oh ya, apa yang bisa saya lakukan.“
“Aku ingin agar rupangku yang ada di altar yang saat ini sedang digunakan sebagai Adinata, nantinya bisa diberikan kepadanya setelah Shadana selesai, juga Sutraku. Aku ingin memberkatinya secara khusus, setelah selesai Shadana hari ini, wakili aku untuk memberkatinya.”
“Baiklah Raja Naga.“
Aku terkesima mendengar petunjuk Raja Naga ini, tapi ini adalah amanat. Di akhir shadana aku menjalankan petunjuk yang diberikan oleh Raja Naga Laut Barat.
Keesokan harinya, pukul 1 siang hujan turun perlahan seiring dengan itu tubuhku ada perubahan, aku segera duduk bermeditasi, setelah pergerakan roh sebentar dan melihat perwujudan seekor Naga yang sedang melesat kesana kemari di langit. Kemudian beberapa saat rohku keluar dari tubuh, melesat naik ke langit, dil angit ada beberapa ekor Naga, aku menghampiri Naga yang terlihat agak besar dan berwarna merah. Lalu Naga tersebut berkata :
“Desi, aku Raja Naga Laut Barat, aku datang memanggilmu.”
“Terimalah hormat saya Raja Naga.”
“Tidak perlu sungkan, hari ini aku akan mengajakmu ke Istana Naga Laut, tempat kediamanku.”
“Apa saya diperkenankan untuk ke Istana Naga Laut ?”
“Tentu saja. Kau telah menjalankan petunjukku dengan baik, dengan menuntun umat cetya untuk bershadana kepadaku.”
“Tapi apakah permohonan para umat akan dikabulkan ?”
“Ya, tentu. Naiklah ke punggungku, aku akan mengajakmu ke tempatku.”
Aku segera duduk di punggung Raja Naga Laut berwarna merah itu, lalu kami melesat cepat. Dari atas langit aku melihat lautan yang luas, saat di satu sisi laut Raja Naga berkata :
“Desi, kita sudah sampai, aku akan membawamu turun ke dalam laut.”
“Baiklah Raja Naga”.
Karena aku sudah bisa menembus medan apapun, aku yakin dan tidak gentar untuk mengikutinya, kami masuk ke dalam laut ke dasar yang paling dalam. Sampai di kedalaman tertentu aku merasa alam mulai berubah, ada 2 penjaga memegang tombak, tubuhnya seperti binatang laut, tapi saat kami hendak melewatinya, mereka dengan cepat membuka jalan.
Kami menyusuri jalan laut itu, aku melihat beberapa binatang laut, ada udang, ikan, kerang dan lain-lain. Dan akhirnya kami tiba di bagian depan istana Raja Naga, Raja Naga mengajakku masuk. Aku melihat singgasana berbentuk Naga dan ada dayang-dayang di sisinya, wujudnya juga seperti hewan laut.
Lalu dari dalam muncul Permaisuri Naga, tubuh seperti manusia tapi kepalanya Naga, aku memberi hormat padanya. Lalu Raja Naga membawaku ke belakang ruangan di istananya. Aku melihat ada tumpukan buku-buku yang bercahaya terang, banyak sekali, Raja Naga berkata :
“Desi, ini adalah tempat Sutra-sutra Buddha.”
“Oh, benar-benar ada Sutra Buddha di Istana Raja Naga ?”
“Ya, kami amat mengagungkan Sutra Buddha. Aku adalah Raja Naga yang tertua, kami ada 4 bersaudara di alam laut. Aku yang pertama Raja Naga Laut Barat berwarna merah, yang kedua Raja Naga Laut Selatan berwarna kuning, yang ketiga Raja Naga Laut Utara berwarna biru dan yang keempat Raja Naga Laut Timur berwarna hijau. Karena itu Sutra Buddha hanya ada di tempatku.”
“Oh begitu ya.”
Aku terkesima melihat pemandangan ini dan mendengar perkataannya.
“Ayo ikut aku, aku akan membawamu ke suatu tempat.”
Lalu Raja Naga berjalan keluar dari istana, aku mengikutinya. Sampai diluar istana ada pengawalnya yang membawakan 2 ekor kuda laut, Raja Naga menaiki kuda laut itu, lucu sekali, dan yang lebih lucu aku juga menaiki kuda laut juga. Bukankah pada dunia nyata kuda laut itu kecil sebesar jari tangan, kenapa aku bisa menaikinya, apa masuk kelaut aku telah berubah menjadi kecil ???
Kami berjalan entah kemana, sampai di suatu tempat Raja Naga turun, lalu ada penjaga yang membuka ruangan yang kami datangi, di saat melihat isi ruangan itu aku lebih termangu lagi, aku melihat banyak botol-botol yang biasanya dipersembahkan pada Raja Naga, bentuknya juga sama, aneh sekali. Aku bertanya pada Raja Naga :
“Raja Naga, ini botol-botol yang dipersembahkan ke laut bukan ?”
“Betul, botol-botol ini adalah persembahan yang diberikan manusia.”
“Ternyata botol-botol itu benar diterima oleh Raja Naga ?”
“Ya, jika ada rakyatku yang sakit, maka akan diberikan obat dalam botol ini, obat-obat itu bisa menyembuhkan segala penyakit kami,”
“Oh begitu.”
“Desi, ayo ikut aku, aku akan membawamu ke suatu tempat lagi.”
Raja Naga berjalan lagi ke luar tempat itu dan kami kembali menunggangi kuda laut pergi ke suatu tempat. Sesampainya di tempat itu, Raja Naga Laut turun dan membuka ruang yang dijaga prajuritnya.
Aku kaget setengah mati karena isi didalam ruangan itu adalah harta yang sangat banyak, ada intan permata, berlian, emas, mutiara dan lain-lain. Aku berpikir apakah ini sungguhan ??
“Raja Naga, ini harta karun ?”
“Ha.. ha.., ini harta Raja Naga.”
“Banyak sekali apa umat yang memohon rejeki padamu bisa mendapatkannya dari sini ?”
“Ya, hartaku ini akan bermanifestasi sesuai permohonan mereka.”
“Semua permohonan umat bisa dikabulkan ?”
“Desi, hanya jika mereka tulus hati, dan jika pemimpin shadana mempunyai ikatan batin denganku maka ritual yang dipimpinnya akan membuat permohonan para umat bisa dikabulkan.
Jika pemimpin ritual itu tidak punya ikatan batin denganku, maka permohonan akan sia-sia dan tidak sampai kepadaku.”
“Raja Naga, boleh hamba bertanya ?”
“Katakanlah.”
“Ada beberapa umat yang tidak mengerti mengenai jati dirinya, apakah Raja Naga mengetahuinya.”
“Aku tahu, umat yang satu roh asalnya adalah dakini di alam ucchussma juga dekat denganku, karena itu saat dia mengetahui sifat asalnya, dia juga berjodoh denganku.”
“Apakah ada kesalahan yang dilakukannya ?”
“Tidak, dia turun ke dunia untuk mencapai kenaikan tingkat dan dia punya hati yang baik.”
“Lalu bagaimana dengan umat yang satu lagi, benarkah dia pernah menjadi anak Raja Naga Laut Timur.”
“Benar, dia adalah Pangeran Naga. Karena sifat manja dan nakalnya telah membuat manusia menderita, sehingga dia diturunkan menjadi manusia, sebelumnya dia adalah dakini hijau.”
“Terima kasih atas petunjuk Raja Naga, saya sudah mengerti.”
“Desi, terima kasih karena telah membantu menyambungkan kembali antara aku dengan putraku, sesungguhnya namanya adalah Long Hung Shi, dia anakku yang penurut, tapi karena sakit, akhirnya dia mati dan terlahir menjadi manusia.”
“Hamba hanya menjalankan sesuai petunjuk saja.”
“Desi, aku akan mengantarmu kembali.”
Raja Naga kembali ke wujud Naganya yang berwarna merah. Lalu aku kembali naik ke punggung Raja Naga melesat keluar dari laut dan naik ke langit. Aku berpamitan padanya dan memohon agar Raja Naga berkenan membantuku dalam keduniawian, agar aku bisa melepaskan usaha dengan tenang dan bisa berkonsentrasi dalam pembinaan diri. Aku sempat bertanya pada Raja Naga :
“Raja Naga, apakah sudah banyak orang yang bisa ke Istana Raja Naga ?”
“Desi, kau adalah orang ke empat yang datang ke Istana Raja Naga selain Chi Thien Tha Sen. Sebelumnya ada Buddha Sakyamuni, lalu Nagarjuna, Mahaguru Lu Sheng Yen dan kau.”
“Apakah tidak ada orang lain lagi ?”
“Ada beberapa orang, tapi baru setengah perjalanan mereka sudah ketakutan dan mengundurkan diri.”
“Oh begitu.”
Itulah perjalanan pertamaku ke Istana Raja Naga, amat berkesan dan telah banyak menjawab pertanyaan dalam hatiku.
Di hari ke-7 Shadana Raja Naga, kekuatan alam semesta yang kurasakan hari demi hari semakin kuat, para Naga berkeliling di angkasa, saat meditasi dengan sendirinya rohku keluar dari tubuh, aku melihat ada tangga yang terbuka, aku mengira tangga itu akan turun ke laut dan mungkin akan ke istana Raja Naga Laut lagi, tapi tangga itu bukan menuju kebawah melainkan naik ke atas, aku menaiki tangga itu yang sepertinya memang disediakan untukku.
Sesampainya diatas, aku melihat Buddha Amithaba, Dewi Kwan Im, Mahastamaprapta Bodhisattva dan Raja Naga Laut Barat. Aku menghaturkan hormat kepada mereka semua. Buddha Amithaba berkata :
“Desi, aku memanggilmu kesini untuk memberikanmu gelar.”
“Memberikan saya gelar, tapi gelar untuk apa Buddha Amithaba, bukankah gelar hamba sudah terlihat panjang, apa harus diberikan gelar lagi ?”
“Desi, kau telah menjalankan petunjuk yang diberikan dengan menjalankan Shadana Raja Naga di cetya, karena itu Raja Naga Laut Barat meminta kepadaku untuk menjadikanmu keluarga Naga dan memberikanmu Marga Lung, mulai hari ini kau adalah keluarga Naga yang bernama “Lung Yang Shi” dan semua umat cetya adalah keluarga Naga.”
“Terima kasih Buddha Amithaba.”
Aku terharu mendapatkan berkah ini.
“Jalanilah Dharmamu dengan baik dan tetaplah teguh.”
Lalu Raja Naga menghampiriku dan berkata :
“Desi, kau telah menjadi keluarga Naga, aku memberikan tongkat Naga ini kepadamu sebagai tanda hubungan dan ikatan batin kita.”
“Terima kasih Raja Naga.”
Lalu Raja Naga berkata lagi :
“Kembalilah, para umat sudah menunggumu.”
Aku segera kembali ke cetya dan keluar dari meditasi, para umat terheran-heran melihatku, karena ini pertama kalinya dalam ritual aku lama keluar dari meditasi dan tertunduk dalam seperti itu.