Halaman

ALAM ULAR



Siang ini, kira-kira pukul 2. Setelah aku selesai mandi aku merasakan sesuatu, mengisyaratkan agar aku duduk bermeditasi. Aku duduk meditasi di altar utama cetya sambil bershadana. Saat memasuki samadhi kepalaku kembali tertunduk. Aku telah pergi lagi ke alam lain, entah alam apa.


Aku melihat suatu bayangan, yang semula samar semakin lama semakin jelas, kulihat ada seorang wanita muda, bertubuh langsing sedang menari-nari diatas sebuah panggung dengan hanya mengunakan pakaian dalam saja, tempat itu seperti sebuah klub malam.


Wanita itu menari-nari di sebuah tiang stainless berwarna putih, dan dia melakukan tarian dengan gerakan-gerakan yang merangsang dan mengundang birahi. Di samping wanita tersebut masih ada beberapa wanita lainnya yang berpenampilan sama sepertinya sedang menari-nari juga di atas panggung itu. Kemudian wanita itu turun dari panggung dan menuju meja-meja tamu yang berbentuk bulat sambil terus bergoyang dan menari.


Ditiap meja-meja bulat itu ada beberapa orang yang duduk dan terlihat begitu senang dan gembira, terlihat sebagian besar tamu-tamu itu laki-laki. Wanita penari itu datang menghampiri tamu-tamu tersebut dan ada wanita penari lain yang mengantikan posisinya menari di tiang stainless itu. Kadang wanita itu duduk di pangkuan salah satu tamu laki-laki disitu dan kadang dia mengosok-gosokkan buah dadanya di tubuh tamu laki-laki lainnya. Dan setelah beberapa lama kemudian, laki-laki yang didekatinya itu satu persatu menyelipkan uang kertas di pakaian dalamnya.


Setelah itu, wanita tersebut kembali naik ke panggung dan kembali menari meliuk-liuk di tiang stainless, kemudian dia menanggalkan pakaian dalamnya satu persatu sampai telanjang bulat dan terus menggerakkan tubuhnya. Seluruh tamu berteriak histeris melihat aksi panggung wanita itu.


Suasana didalam ruangan itu terasa begitu panas dan ramai. Kemudian, setelah wanita itu selesai pertunjukannya, dia masuk ke ruang ganti dan menghapus make up dan berganti pakaian, lalu dia keluar dari club tersebut, aku mengira dia akan pulang kerumahnya, tapi ternyata dia malah masuk ke sebuah bar dan duduk di sana sambil minum sesuatu, aku melihat sepertinya dia sedang menunggu seseorang.


Ternyata benar, ada seorang laki-laki yang menghampirinya dan mereka terlihat mesra saat bertemu, kemudian mereka pergi dari bar itu menuju sebuah hotel. Saat mereka sedang di kamar hotel sambil bercumbu, tiba-tiba ada seorang wanita lain masuk secara diam-diam dan menghampiri mereka.


Wanita penari dan laki-laki itu terkejut. Wanita yang masuk diam-diam itu terlihat sangat marah, dia segera mengeluarkan sebuah pisau dan menusuk perut wanita penari tersebut, kemudian wanita yang marah tersebut menghampiri laki-laki itu dan melakukan hal yang sama, wanita itu menusuknya juga.


Wanita penari dan laki-laki yang bersamanya langsung mati di kamar hotel tersebut, seiring dengan itu, aku melihat roh keduanya keluar dari tubuh mereka, dengan cepat melesat entah kemana, tapi aku masih bisa mengikuti roh mereka.


Aku tersentak kaget, karena melihat roh mereka masuk kedalam tubuh ular. Roh wanita penari masuk ke tubuh ular berwarna putih kekuningan dan roh laki-laki itu masuk ke tubuh ular berwarna hitam.


Aku sempat tidak mengerti, kenapa aku bisa melihat hal seperti ini, apa maksud dari yang kulihat ini, mengapa seperti sebuah cerita saja.


Ular putih kekuningan itu sepertinya melihatku dan dia berjalan seakan menuntunku ke suatu tempat, ternyata aku dibawa ke alamnya. Lalu kami berbicara;


“Desi, aku ular sanca, sebelumnya aku adalah wanita bernama Mei Cen Ling, kau sudah melihat riwayat hidupku?”

“Ya, saya melihatnya. Mengapa bisa begitu?”

“Aku adalah seorang wanita penghibur, penari telanjang dan perayu laki-laki beristri. Sebenarnya aku tak ingin melakukan hal itu, tapi karena hambatan ekonomi dan agar bisa hidup di dunia dengan kecukupan, aku terpaksa melakukan hal itu.  Kejadian itu terjadi di tahun 1982, di sebuah hotel di China, perbuatanku itu menyebabkan aku terlahir menjadi seekor ular.

Aku sangat menderita, terlebih lagi saat tubuhku berganti kulit, itu adalah saat yang paling menyakitkan bagiku, rasa sakitnya seperti siksaan alam neraka, walau aku tidak masuk neraka.”



“Kenapa kau tidak masuk neraka dulu baru terlahir menjadi binatang?” 

“Ada perbedaan dalam hal ini, aku berbuat kesalahan itu karena terpaksa, sehingga tidak masuk neraka, tapi mereka yang melakukan hal itu karena memang menginginkannya, akan masuk ke neraka dulu baru terlahir di alam ini.” 


“Kapan bisa terlahir menjadi manusia?”

“Masih lama, jika terlahir di alam ini akan hidup selama lebih dari 500 tahun, jika waktu itu belum sampai dan kami mati, maka akan tetap kembali terlahir di alam ini sampai masa hidup kami berakhir.”


“Oh begitu, menyedihkan sekali. Apa yang bisa ku bantu?”


“Desi, aku ingin kau mau memberitahukan kepada manusia tentang alam ini, terlahir menjadi ular adalah penderitaan yang sama seperti di neraka, kehidupan kami disini sama seperti saat kami di dunia, saling bersaing dengan yang lain, dan kami tidak bersahabat satu dengan yang lain. 


Berbuat kesalahan seperti kami bisa sangat fatal, saat menjadi manusia kami tidak memperhatikan dan mengetahui hal ini, hanya berusaha mendapatkan keinginan kami, walaupun harga diri kami sudah seperti sampah dan menjijikan.  Begitulah manusia saat melihat kami merasa jijik, geli dan takut. Saat menjadi manusia kami bertubuh bagus dan menggiurkan, tapi saat di sini kami amat menakutkan. Aku berharap manusia yang ada sekarang tidak menyia-nyiakan hidupnya seperti kami.“ 


Aku terharu mendengar perkatannya, begitu menyedihkan jika sampai terlahir menjadi ular, siapapun pasti tidak menginginkan menjadi ular nantinya.


Tapi apakah manusia bisa sadar, kalau ambisi mereka dalam keduniawian bisa saja menjerumuskan mereka dan membuat mereka mengalami penderitaan berkepanjangan setelah mendapatkan kenikmatan sesaat ?.



Filsafat :

Kemanakah jalan kebenaran, disitulah kaki berpijak
Kemanakah jalan dharma, disitulah hati tertanam
Tiada yang bisa menyalahkan sumber dari segala alam
semua itu tak terbatas dan tak kan habis.



Ajaran Buddha :

Janganlah kita terlalu mementingkan keinginan duniawi
Janganlah kita selalu terjebak dalam pemuasan nafsu
Karena semua itu sama sekali tak berarti ; sama sekali tak bermakna
Habis usia dan habis harta demi sesuatu yang sia-sia
karena tak selamanya yang dilihat indah dan menyenangkan,
akan benar-benar indah dan menyenangkan pula pada akhirnya
Katakan saja apa adanya dan tidak perlu menyakinkan seseorang,
biarkan berjalan berdasarkan jodoh.
Biarkan mereka yang berpikir sendiri,
dan para Dewa bereaksi terhadap mereka.