Halaman

ALAM MERAK



Sore ini, setelah sibuk membereskan barang-barang cetya, aku duduk bermeditasi. Sudah hampir satu minggu aku tidak melakukan Perjalanan Astral ke Alam Binatang, mungkin Kaisar Langit tahu kalau cetya sedang disibukan dengan Shadana Raja Naga dan kegiatan-kegiatan cetya, sehingga baru saja kegiatan selesai aku telah terpanggil kembali.


Ada satu binatang yang menungguku, bulu-bulunya sangat indah, kadang tertutup kadang terbuka seperti kipas. Wujudnya sudah bisa aku tebak, seekor Burung Merak. Dia membawaku ke tempat yang banyak burung meraknya, lalu berkata :


“Desi, aku Burung Merak.”

“Ya, saya bisa mengenalinya, ini Alam Burung Merak ?”

“Ya, aku telah menunggumu untuk datang ke alam kami.”


“Bagaimana kau bisa tahu kalau aku akan pergi ke tempatmu ?”

“Petunjuk dan berita langit datang secepat kilat.”


“Mengapa bulu kalian indah, dari mana asal kalian sebelumnya ?”

“Kami bangsa merak merupakan lambang keharmonisan, kebahagiaan dan berkah. Populasi kami hanya terdapat di China daratan, paling banyak di daerah Sicuan, Shanghai China. Di Indonesia juga ada tapi tidak sebanyak di China daratan. Sesungguhnya kami berasal dari Alam Mahamayuri Vidyarajni.” 


“Begitukah?!! Apa kalian berbuat kesalahan hingga turun menjadi Burung Merak ?”

“Tidak, kami sama sekali tidak punya kesalahan, kami turun menjadi Burung Merak untuk bisa mencapai tingkat Bodhisattva.”



“Apa ? untuk mencapai tingkat Bodhisattva kenapa menjadi Burung Merak, apa terlahir menjadi binatang akan bisa mencapai  tingkat Bodhisattva ?”

“Desi, untuk mencapai tingkat Bodhisattva banyak cara yang bisa dilakukan, tidak semua harus meninggalkan keduniawian, tidak juga dengan hanya berbuat kebajikan dengan berdana, kami mencapainya dengan mengorbankan diri kami untuk mencapai tingkat Bodhisattva. Banyak cara untuk mencapai tingkat Bodhisattva, asalkan cara yang dilakukan tujuannya untuk kebahagiaan semua makhluk, maka mereka akan mencapai  tingkat Bodhisattva.” 



“Bagaimana cara kalian mencapai itu ?”

“Dengan mengorbankan bulu-bulu kami yang indah untuk digunakan sebagai lambang dan berkah. Alam Mahamayuri penuh dengan kemewahan dan kemegahan, karena itu perwujudan kami juga mencirikan alam kami sebelumnya, maka dengan kemegahan yang kami miliki itu bisa mendatangkan berkah bagi semua makhluk maka kami akan mencapai  tingkat Bodhisattva.”



“Berapa lama hidup di Alam Merak ?”

“Tidak lebih dari 100 hari, setelah itu kami akan mencapai tingkat Bodhisattva.”



“Saya baru tahu mengenai hal ini, setelah menjadi binatang akan bisa menjadi Bodhisattva. Kalau boleh tahu dimana letak Alam Mahamayuri ?”

“Di sebelah utara, dekat Surga para Jambhala, dimana disitu ada kemewahan dan kemegahan, maka disitulah Alam Mahamayuri.”



Setelah keluar dari alam merak aku masih termangu tidak percaya akan apa yang kulihat dan dengar. Memang benar, untuk mencapat tingkat Bodhisattva dan keBuddhaan bisa didapat dengan berbagai cara, tapi aku tidak pernah terpikir sama sekali kalau setelah terlahir di alam binatang bisa juga mencapai tingkatan itu.


Dan ternyata, tidak semua mereka yang terlahir di alam binatang, adalah yang telah berbuat kesalahan saja, tapi ada juga yang tidak berbuat kesalahan, melainkan atas keinginan sendiri ingin terlahir di alam binatang. Sungguh membuatku terharu. 


Banyak sekali rahasia alam yang baru aku ketahui, banyak juga manusia yang tidak menyadari hal ini. Mereka saja yang berasal dari alam bahagia masih rela turun ke alam penderitaan untuk kebahagian semua makhluk dan demi tujuan yang mulia.