Sudah beberapa hari ini aku tidak bisa berkonsentrasi dalam meditasi, karena memikirkan keadaan ayah mertua. Saat merasakan perubahan roh dalam diriku dan mencoba untuk masuk kedalam meditasi, saat mata batinku mulai terbuka dan melihat sesuatu, aku tidak bisa meneruskannya.
Hatiku gundah beberapa hari ini, walaupun Buddha-Bodhisattva menghimbau agar aku tetap tenang, tapi sulit rasanya untuk tidak memikirkan hal itu karena hati tidak tenang. Hari ini, perubahan roh dalam diriku kembali kurasakan.
Aku mencoba untuk tenang dan menjernihkan hati dan pikiranku, penglihatan yang kemarin terputus kembali kulihat hari ini, sepertinya alam ini tidak boleh aku lewatkan.
Aku melihat ada seekor laba-laba agak besar berjalan, kemudian dia menaiki sebuah pohon, lalu sesampainya di salah satu dahan dia membuat sebuah jaring yang turun ke bawah, laba-laba itu turun bergelantungan dengan jaringnya. Sambil bergerak turun laba-laba itu berkata :
“Desi, kau sedang berada di alam ku, sebelumnya aku adalah manusia, karena suka mencuri sana sini akhirnya menjadi laba-laba.“
“Berapa lama hidup mu ?”
“Hanya sebentar, jika sudah mengigit sesuatu kami pasti mati.”
“Apa ada yang berasal dari siluman seperti di film-film ?”
“Ada, biasanya mereka laba-laba beracun. Katanya kau baru saja mendapatkan gelar ya, asik sekali jika menjadi sepertimu, bisa mendapatkan perlindungan Buddha, tidak seperti kami. Ah.. ini juga karena kesalahan kami.”
“Dengarkan Dharma saja, dengan begitu kamu bisa terlahir ke alam yang lebih baik.”
“Oh begitu, ya nanti akan saya lakukan.”
“Ngomong-ngomong dari mana kamu tahu kalau saya baru saja mendapatkan gelar ?”
“Yang memberi kabar kedatanganmulah yang memberitahu, agar bersikap baik kepada Vajra Acharya Sukhavati Prajna, karena Buddha Sakyamuni baru saja memberikan gelar padanya.”
“Oh begitu. Terima kasih atas petunjuknya.”
Aku keluar dari alam itu dan keluar dari meditasi.