Siang ini, aku merasa tidak bersemangat, karena agak sedikit lelah dan mengantuk, tubuhku sakit semua, aku coba tidur tapi tidak bisa beristirahat dengan baik, aku tidak bisa tertidur pulas. Kira-kira pukul 2 siang, aku merasa aneh saat hendak istirahat, ada pergerakan roh, akhirnya aku berkonsentrasi sejenak.
Dengan sendirinya tanganku membentuk mudra, dan gerakan yoganya sepertinya aku kenal, setelah beberapa lama gerakan yoga berhenti dan muncullah Pu Xian Pusa (Samanthabadra Bodhisattva). Beliau berkata :
“Desi, Aku Pu Xian Pusa.“
“Pu Xian Pusa, ada apakah gerangan hari ini datang menemui hamba ?”
“Desi, aku sedang menjalankan Amanat dari Buddha Sakyamuni “
“Amanat apakah itu ?”
“Desi, Buddha Sakyamuni berpesan agar kau memberitahukan kepada umat di cetya, agar membina diri dengan baik dan berkonsentrasi dalam meditasi, karena pada saat sejit Buddha Sakyamuni di acara Waisak nanti, Buddha Sakyamuni akan datang secara khusus untuk memberikan nama Buddha pada mereka.“
“Pu Xian Pusa, apakah bisa begitu ? Hamba jadi tidak mengerti.”
“Setelah acara pemandian rupang Buddha Sakyamuni, mereka harus masuk dalam meditasi dan berkonsentrasi pada hati dan pikirannya, maka mereka akan mendapat ilham nama Buddha dengan sendirinya dari hati mereka masing-masing.”
“Bagaimana dengan mereka yang belum terbangkitkan roh ?”
“Mereka akan bisa mendapatkannya juga“
“Lalu, bagaimana dengan yang sudah mendapatkan nama Buddha dari Buddha Amithaba ?”
“Dia tidak mendapat nama Buddha lagi dari Buddha Sakyamuni, karena itu adalah sama”
“Lalu, bagaimana dengan mereka yang telah mendapatkan nama sarana ?”
“Tetap perlu mendapat nama Buddha.“
“Pu Xian Pusa, hamba masih tidak mengerti apakah hal itu benar-benar bisa mendapatkan nama Buddha secara langsung dari Buddha Sakyamuni ?”
“Desi, kau tidak perlu bingung, jalani saja petunjukku, karena itu adalah hal yang langka dan tidak mudah. Bagi mereka yang telah mendapatkan nama Buddha, disaat mereka bershadana dan melatih diri harus mengunakan nama Buddhanya untuk berkomunikasi dengan para Buddha-Bodhisattva.”
Setelah berkata itu, Pu Xian Pusa yang duduk diatas seekor gajah putih pergi. Tidak beberapa lama kemudian aku telah pergi ke alam kuda poni. Aku melihat seekor kuda, disitu aku sedang menungganginya, kuda itu berlari cepat menuju kawanan kuda-kuda yang lain, lalu kuda itu berkata padaku :
“Desi, aku Kuda Poni. Kau telah berada di alamku.“
“Alam Kuda Poni ?”
“Sebelumnya aku dan lainnya adalah Dewa dan Dewi penjaga di Istana Langit, karena keteledoran dan kesalahan kami tidak berjaga dengan baik, menyebabkan istana langit di serang para siluman, mereka sempat mengacaukan Istana Langit, itulah kenapa kami di hukum terlahir di alam ini menjadi Kuda Poni.“
“Apakah Kuda-kuda lain sama asalnya dengan Kuda Poni ?”
“Tidak, kawanan Kuda Poni asalnya dari Dewa dan Dewi, tapi Kuda yang menarik pedati dan dipekerjakan adalah sebelumnya manusia yang berbuat kesalahan.“
“Kesalahan apa yang manusia lakukan ?”
“Mereka terlalu bersemangat dalam mengejar harta duniawi, waktu adalah uang bagi mereka, sehingga kehidupannya hanya dipenuhi untuk mewujudkan keinginannya itu untuk mengumpulkan harta dan hanya bekerja keras saja.“
“Bukankah itu baik ?”
“Sama sekali tidak baik, setiap hari hanya berpikir untuk bekerja, bekerja dan mengumpulkan uang, akhirnya tidak kaya, semua malah lenyap tidak di bawa, sehingga mereka tidak ada modal untuk terlahir di alam yang lebih baik. Di alam kuda mereka harus bekerja keras menarik pedati dan kereta kuda, sungguh menyedihkan hidup seperti itu bukan ?”
“Berapa lama hidup di alam ini ?”
“Puluhan tahun, setelah itu terlahir menjadi manusia lagi.“
“Desi semoga kau bisa menjalankan Dharmamu dengan baik, agar tidak terlahir di alam binatang dan membantu yang lainnya juga.”
“Tentu saja, terima kasih.”
Kemudian aku keluar dari meditasi.
Dengan sendirinya tanganku membentuk mudra, dan gerakan yoganya sepertinya aku kenal, setelah beberapa lama gerakan yoga berhenti dan muncullah Pu Xian Pusa (Samanthabadra Bodhisattva). Beliau berkata :
“Desi, Aku Pu Xian Pusa.“
“Pu Xian Pusa, ada apakah gerangan hari ini datang menemui hamba ?”
“Desi, aku sedang menjalankan Amanat dari Buddha Sakyamuni “
“Amanat apakah itu ?”
“Desi, Buddha Sakyamuni berpesan agar kau memberitahukan kepada umat di cetya, agar membina diri dengan baik dan berkonsentrasi dalam meditasi, karena pada saat sejit Buddha Sakyamuni di acara Waisak nanti, Buddha Sakyamuni akan datang secara khusus untuk memberikan nama Buddha pada mereka.“
“Pu Xian Pusa, apakah bisa begitu ? Hamba jadi tidak mengerti.”
“Setelah acara pemandian rupang Buddha Sakyamuni, mereka harus masuk dalam meditasi dan berkonsentrasi pada hati dan pikirannya, maka mereka akan mendapat ilham nama Buddha dengan sendirinya dari hati mereka masing-masing.”
“Bagaimana dengan mereka yang belum terbangkitkan roh ?”
“Mereka akan bisa mendapatkannya juga“
“Lalu, bagaimana dengan yang sudah mendapatkan nama Buddha dari Buddha Amithaba ?”
“Dia tidak mendapat nama Buddha lagi dari Buddha Sakyamuni, karena itu adalah sama”
“Lalu, bagaimana dengan mereka yang telah mendapatkan nama sarana ?”
“Tetap perlu mendapat nama Buddha.“
“Pu Xian Pusa, hamba masih tidak mengerti apakah hal itu benar-benar bisa mendapatkan nama Buddha secara langsung dari Buddha Sakyamuni ?”
“Desi, kau tidak perlu bingung, jalani saja petunjukku, karena itu adalah hal yang langka dan tidak mudah. Bagi mereka yang telah mendapatkan nama Buddha, disaat mereka bershadana dan melatih diri harus mengunakan nama Buddhanya untuk berkomunikasi dengan para Buddha-Bodhisattva.”
Setelah berkata itu, Pu Xian Pusa yang duduk diatas seekor gajah putih pergi. Tidak beberapa lama kemudian aku telah pergi ke alam kuda poni. Aku melihat seekor kuda, disitu aku sedang menungganginya, kuda itu berlari cepat menuju kawanan kuda-kuda yang lain, lalu kuda itu berkata padaku :
“Desi, aku Kuda Poni. Kau telah berada di alamku.“
“Alam Kuda Poni ?”
“Sebelumnya aku dan lainnya adalah Dewa dan Dewi penjaga di Istana Langit, karena keteledoran dan kesalahan kami tidak berjaga dengan baik, menyebabkan istana langit di serang para siluman, mereka sempat mengacaukan Istana Langit, itulah kenapa kami di hukum terlahir di alam ini menjadi Kuda Poni.“
“Apakah Kuda-kuda lain sama asalnya dengan Kuda Poni ?”
“Tidak, kawanan Kuda Poni asalnya dari Dewa dan Dewi, tapi Kuda yang menarik pedati dan dipekerjakan adalah sebelumnya manusia yang berbuat kesalahan.“
“Kesalahan apa yang manusia lakukan ?”
“Mereka terlalu bersemangat dalam mengejar harta duniawi, waktu adalah uang bagi mereka, sehingga kehidupannya hanya dipenuhi untuk mewujudkan keinginannya itu untuk mengumpulkan harta dan hanya bekerja keras saja.“
“Bukankah itu baik ?”
“Sama sekali tidak baik, setiap hari hanya berpikir untuk bekerja, bekerja dan mengumpulkan uang, akhirnya tidak kaya, semua malah lenyap tidak di bawa, sehingga mereka tidak ada modal untuk terlahir di alam yang lebih baik. Di alam kuda mereka harus bekerja keras menarik pedati dan kereta kuda, sungguh menyedihkan hidup seperti itu bukan ?”
“Berapa lama hidup di alam ini ?”
“Puluhan tahun, setelah itu terlahir menjadi manusia lagi.“
“Desi semoga kau bisa menjalankan Dharmamu dengan baik, agar tidak terlahir di alam binatang dan membantu yang lainnya juga.”
“Tentu saja, terima kasih.”
Kemudian aku keluar dari meditasi.